Saham akuisisi merupakan istilah yang erat kaitannya dengan aksi korporasi berupa pengambilalihan perusahaan.
Dalam praktiknya, saham akuisisi muncul ketika satu perusahaan membeli sebagian atau seluruh kepemilikan perusahaan lain.
Akuisisi dilakukan dengan tujuan memperkuat posisi bisnis, memperluas pangsa pasar, hingga menambah lini usaha baru.
Saat proses ini berlangsung, struktur kepemilikan saham pada perusahaan yang diakuisisi biasanya akan berubah.
Perubahan tersebut bisa berupa penerbitan saham baru atau pengalihan saham dari pemegang lama kepada perusahaan pengakuisisi.
Saham akuisisi menjadi salah satu instrumen penting karena dapat menentukan komposisi kendali di dalam perusahaan.
Perusahaan pengakuisisi yang menguasai mayoritas saham akan memiliki hak penuh dalam pengambilan keputusan strategis.
Bagi investor, keberadaan saham akuisisi memiliki dua sisi. Dari satu sisi, langkah akuisisi dapat memberi peluang peningkatan nilai perusahaan, baik dari aset, pasar, maupun potensi keuntungan.
Namun, dari sisi lain, akuisisi juga membawa risiko, misalnya jika menimbulkan beban keuangan baru atau integrasi bisnis yang tidak berjalan lancar.
Dalam pasar modal Indonesia, aksi akuisisi kerap terjadi di berbagai sektor seperti perbankan, teknologi, hingga industri konsumsi.
Setiap aksi korporasi semacam ini wajib diumumkan melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) agar investor mengetahui perubahan yang terjadi.
Dengan memahami saham akuisisi, investor diharapkan mampu menilai dampak dari setiap aksi pengambilalihan perusahaan sebelum mengambil keputusan investasi. (*)
